Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Gelombang 28

Sabtu , 07 Januari 2023
Opening Ceremony
Kelas Menulis Nusantara
Gelombang 2

Belajar Menulis
Salam Literasi

Acara opening ini saya ikut via zoom tidak dari awal, memang. Tapi suasana Opening malam ini begitu semarak. Bagaimana tidak, para peserta Kelas Belajar Menulis mendapatkan bimbingan, arahan serta tahapan yang harus di jalani selama mengikuti kelas menulis ini. 

Para peserta yang mengikuti kelas ini mendapatkan bimbingan, yang begitu tulus. Ini mengingatkan saya pada sang tokoh pendidikan bangsa Indonesia. Yang begitu dikenal dengan Tut Wuri Handayani.
Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun Karso
Tut wuri Handayani.
Barangkali bisa di gambarkan seperti ini,
1. Peserta kelas ini dari awal sudah di bimbing tentang bagaimana cara membuat Blog.
2. Peserta kelas ini mendapatkan pengetahuan baru tentang cara menulis buku. Termasuk di dalamnya di jelaskan secara rinci proses awal menulis, mulai dari ide menulis, tata bahasa dan trik dalam menuangkan dari ide dan gagasan ke dalam sebuah tulisan.
3. Para peserta mendapatkan pengetahuan baru dalam menerbitkan buku.

Karya buku ini akan terwujud bila disertai niat dan kesungguhan. Di poles dengan ketekunan dan perjuangan yang tidak terputus dengan gelora 'Manjada Wajada'
Semoga founder dari kegiatan ini di karuniai kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan.
Terima Kasih saya haturkan kepada Doktor Wijaya Kusuma. Serta Pak Dail ,Pak Brian, Ibu Sri Sugiastuti serta rekan rekan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. 

Tiada kata yang terucap, ' Jasa'mu Tiada Tara '

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel Kiriman Edi Cahyadinata: Buah Gunggurutu

Gambar
#Artikel#buah#Gunggurutu Artikel Kiriman Edi Cahyadinata: Buah Gunggurutu sumber gambar Edi Cahyadinata Gunggurutu: Permata Tersembunyi dari Timur Indonesia sumber gambar pixabay.com Di balik rimbunnya hutan pegunungan Papua, tersembunyi sebuah permata langka bernama gunggurutu. Buah ini, dengan bentuknya yang bulat lonjong dan bintik-bintik coklat di kulitnya, menyimpan rasa manis dan sedikit asam yang menyegarkan. Lebih dari sekadar rasa, gunggurutu menawarkan segudang manfaat kesehatan dan cerita budaya yang menarik untuk ditelusuri. Menapaki Jejak Gunggurutu Gunggurutu, yang juga dikenal sebagai anggur hutan Papua, tumbuh subur di ketinggian 1.500-2.500 meter di atas permukaan laut. Habitatnya yang terpencil dan sulit dijangkau menjadikannya **salah satu buah paling langka di Indonesia**. Di balik kelangkaannya, gunggurutu menyimpan potensi besar untuk menjadi komoditas istimewa. Menjelajahi Khasiat Gunggurutu Masyarakat Papua telah lama mengenal gunggurutu sebagai **
Baca selengkapnya

Kepergian yang Menorehkan Luka#Mendalam:Mengenang Almarhumah Femi Faresta

Gambar
#kepergian#yang#Menorehkan#Luka#Mendalam: Mengenang#Almarhumah#FemiFaresta sumber gambar dokumen pribadi Mugiarni Kepergian yang Menorehkan Kepedihan yang Mendalam: Mengenang Almarhumah Femi Faresta Kabar duka menyelimuti RT 14 perumahan Daru Indah dengan kepergian mendadak Ibu Femi Faresta. Kepergian beliau yang begitu cepat bagaikan petir di siang bolong, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan tetangga yang mengenalnya. Sosok almarhumah Femi Faresta dikenal sebagai pribadi yang ramah, murah senyum, dan selalu siap membantu. Beliau selalu aktif dalam kegiatan sosial dan selalu menjadi panutan bagi warga di RT 14. Kepergian beliau meninggalkan lubang besar yang sulit untuk digantikan. Semasa hidupnya, almarhumah Femi Faresta dikenal sebagai sosok yang pekerja keras dan penuh dedikasi. Beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Kegigihan dan semangat beliau menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kini, almarhumah Femi
Baca selengkapnya

Puisi Ketika Hati Terluka

Gambar
#puisi#ketika#hati#terluka Puisi Ketika Hati Terluka Puisi ketika Hati Terluka karya Mugiarni Ketika hati diliputi pilu, Hidup terasa penuh rintangan. Tantangan demi tantangan datang silih berganti, Membuat jiwa serasa terbelenggu. Di saat seperti ini, Hanya doa yang menjadi sandaran. Memohon petunjuk dan kekuatan, Kepada Sang Pemilik Kehidupan. Tiada guna mengumbar luka, Kepada manusia yang fana. Hanya Allah yang Maha Tahu, Segala isi hati dan jiwa. Kepada-Nya lah kita berserah diri, Mengharap pertolongan dan kasih. Yakinlah bahwa Dia Maha Mendengar, Dan akan memberikan yang terbaik. Walaupun air mata berlinang, Tetaplah jaga hati agar tegar. Percayalah bahwa badai ini akan berlalu, Dan digantikan dengan kebahagiaan yang baru. Berdoalah dengan penuh harap, Dan janganlah pernah putus asa. Yakinlah bahwa Allah selalu bersama, Menuntun langkah kaki kita. ## **Catatan:** Puisi ini dibuat dengan menggunakan tema kesedihan dan tantangan hidup. Di mana sa
Baca selengkapnya